Alasan Saya Masih Melakukan Rooting


Sebuah pertanyaan kecil muncul di kepala saya saat pertama kali membaca tentang fitur-fitur MIUI 7. Apakah Rooting masih diperlukan ? Dulu saya melakukan rooting di Samsung Galaxy Y GT-S5360 untuk mengakali jumlah memory yang terlalu sedikit. Lalu seiring berjalannya waktu semakin banyak penggunaan saya yang membutuhkan hak akses root di Android saya. Backup, cleaning, menghapus bloatware, memasang tweak dan mod, dan lain-lain.

Sejak memakai MIUI, pengaturan permission per aplikasi adalah fitur yang sangat saya sukai. Ditambah dengan pengaturan akses internet, backup yang sudah built-in, dan cleaner yang menurut saya sudah bagus. Selama 1 bulan pertama tidak ada masalah yang terlalu berarti buat saya.

Lalu kenapa masih melakukan rooting ?

Saya ingin kontrol penuh. Saya ingin SD card saya lebih berguna. Saya lebih menyukai memakai modul-modul Xposed daripada aplikasi tambahan. Saya tidak ingin khawatir dengan ruang penyimpanan di Android saya. Saya tidak ingin aplikasi yang jarang saya pergunakan menjadi ‘parasit’ yang mengkonsumsi resource dan daya baterai. Saya ingin menendang bloatware yang tidak ‘berteman’ dengan saya.

Saya ingin smartphone saya benar-benar ‘bekerja’ untuk saya.

Mau lebih banyak lagi ? Sampai ke detail seperti progress di status bar saat downloading ?

Sekedar catatan kecil dari saya sebagai penutup, dengan atau tanpa hak akses root kustomisasi habis-habisan tetap bisa dilakukan di Android. Percayalah.

Ciao~

Post Lainnya

Sistem Terdistribusi: Bab 1

Apa itu sistem terdistribusi ?

Bermain dengan function di Sass

Awalnya ingin mendalami lebih jauh mengenai fuction di Sass. Akhirnya malah mendarat di The Sass Way. Di artikel yang berjudul Using pure Sass functions to make reusable logic more useful. Lumayan menarik. Makanya aku post. Nanti kalau lupa, udah ada dokumennya jadi ga ribet carinya.

Semuanya Milik Saya

Masalah lama sebuah situs yang statis: commenting system. Itulah alasan kenapa dulu saya sempat menggunakan komments (komments.net) (link error). Support markdown dan code block. Sempurna. Awalnya saya pikir bagus, tapi masalahnya adalah JavaScript. Di satu sisi hanya JavaScript satu-satunya alternatif untuk ‘menghadirkan’ konten yang dinamis di situs yang statis, tapi di sisi lain saya bukan fans JavaScript.

Komentar

Komentar akan tampil setelah diterima.