Ekperimen Pertama dengan Flexbox


Awalnya agak susah memahami flex-direction. Setelah beberapa kali trial & error, akhirnya sukses juga. Bagian susahnya adalah awalnya bingung dengan markup dan CSS. Karena flexbox memang benar-benar sebuah modul CSS yang baru.

Biar nanti tidak bingung, akan saya jelaskan sedikit mengenai flexbox.

Bagian utama yang perlu diperhatikan adalah main axis, main start, dan main end. Sifat ketiga elemen ini (bersama dengan 3 elemen cross) benar-benar sangat fleksibel. main axis bisa dari kiri ke kanan, kanan ke kiri, atas ke bawah, atau bawah ke atas.

Saya akan bahas mengenai cross lain kali, kali ini saya fokus ke main.

Berikut demo dari gist yang saya buat. Perhatikan HTML dan konten hasil render.

Play with this gist on SassMeister.

Note: kalau embed tidak terbuka di Firefox, silakan buka di Chrome.

Sedikit penjelasan, cek tab HTML line 9-12 dan line 14-17.

<!-- tab HTML, line 9-12 -->
<div class="row">
  <p class="bg-aqua">flow-direction</p>
  <p class="bg-navy">row</p>
</div>
<!-- tab HTML, line 14-17 -->
<div class="row-reverse">
  <p class="bg-aqua">row-reverse</p>
  <p class="bg-navy">flow-direction</p>
</div>

Sekarang cek tab Result, hasilnya markup di line 14-17 dirender terbalik. Tidak ada yang salah, itu memang benar. Hal itu disebabkan CSS berikut:

/* tab CSS, line 31-34 */
.row-reverse {
  display: flex;
  flex-direction: row-reverse;
}

Sedangkan CSS untuk markup line 9-12:

/* tab CSS, line 26-29 */
.row {
  display: flex;
  flex-direction: row;
}

Perhatikan properti flex-direction, main axis diatur disini dan sifatnya fleksibel. Tergantung kondisi flow container (elemen yang memiliki properti display: flex). Jika display: flow maka di ltr (left to right) flow main axis dari kiri ke kanan. Jika di rtl (right to left), maka flow main axis dari kanan ke kiri.

Bagian paling pentingnya adalah memahami jika flex-direction menggunakan properti yang sifatnya ‘membalik’ posisi elemen. Jika row-reverse atau column-reverse maka elemen disusun dari main end ke main start.

Masih bingung ? Silakan hubungi via Twitter. Eksperimen saya di atas bisa clone di Gist atau langsung mainkan di SassMeister.

Ciao.

Post Lainnya

Batas Memori Manusia

Beberapa hari yang lalu, gue sama temen-temen lagi ngumpul. Seperti biasa, basa-basi ga jelas. Lalu kemudian perbincangan menjadi sedikit serius setelah temen gue mengeluh mengenai kondisi penyimpanan atau memori hape dia mulai habis. Tapi topik kali ini bukan tentang memori hape, tapi pendapat gue tentang memori manusia yang kapasitasnya mungkin tidak akan berkurang. Bahkan mungkin bakalan terus bertambah sampai ke batas yang tidak diketahui.

Bermain dengan function di Sass

Awalnya ingin mendalami lebih jauh mengenai fuction di Sass. Akhirnya malah mendarat di The Sass Way. Di artikel yang berjudul Using pure Sass functions to make reusable logic more useful. Lumayan menarik. Makanya aku post. Nanti kalau lupa, udah ada dokumennya jadi ga ribet carinya.

WSL

WSL atau Windows Subsystem for Linux membuat kita bisa menjalankan Linux environment langsung melalui Windows. Saat ini cuma di support di Windows 10. Sejauh ini nyaman-nyaman aja. I’m having fun with it. Setidaknya ga perlu dual OS pakai VirtualBox atau menjalankan container Linux memakai Docker. Good job, Microsoft.

Komentar

Komentar akan tampil setelah diterima.