Melanggar Aturan Saya Sendiri

3 menit baca

Beberapa hari yang lalu saya akhirnya menemukan Android saya yang selanjutnya. Entah ini gadget Android saya yang keberapa udah lupa. Namanya Gucci, mungkin lebih banyak dikenal sebagai Xiaomi Redmi Note 4G Dual. Tapi saya lebih senang memanggilnya Guci. Sebenarnya Guci ini phablet, lebih besar dari handphone tapi terlalu kecil kalau harus disebut tablet.

Quadcore, Snapdragon 400/401, clock sampe 1,21 GHz, Adreno 306, 267 dpi, 185 gram, 2 GB RAM, 16 GB internal, slot micro SD up to 32 GB, MIUI 7 (Android 4.4.4), bertenaga baterai 3100 mAh, saya tidak peduli soal kelengkapan sensornya yang penting ada GPS, 16 MP kamera utama, 5 MP kamera kedua tentu saja dengan fitur yang kurang saya pedulikan karena saya jarang menggunakan kamera.

Bagian paling pentingnya adalah layar berukuran 5,5 inci, resolusi 720 x 1280 pixel, tinggi 154 mm, lebar 78,7 mm, dengan ketebalan 9,5 mm. Darimana saya tahu ini semua ? Saya akan cerita alasan kenapa saya memilih Guci lain waktu.

Sekarang fokus ke layar. 5,5 inci, saya melanggar aturan saya sendiri yang awalnya lebih menyukai gadget dengan ukuran kecil. Selain karena lebih mudah dipegang, gadget ukuran kecil lebih mudah digunakan untuk mengetik di keyboard dan pastinya lebih nyaman di kantong. Sejak awal saya kebanyakan hanya memakai gadget dengan ukuran relatif kecil. Mulai dari Samsung Galaxy Y GT-S5360 (cinta pertama saya dengan Android yang harus berakhir tragis, saya panggil Tory), Samsung Galaxy S4 (handphone ini seperti cinta yang belum pernah tertuntaskan), Nexus 4 (Saya panggil Maxi, cinta pertama dengan Nexus), Motorola Moto E (3-4 minggu mungkin, saya lupa), dan yang terakhir Samsung Galaxy Ace 3 (2 minggu, kebetulan teman saya minta perbaiki dan belum saya antarkan selama 2 minggu jadi sempat saya pakai).

Lucunya dari semuanya hanya Tory yang masih bertahan sampai akhir sebelum akhirnya dengan tragis mengalami kecelakaan tunggal. Casing depannya terbuka, sehingga LCD nya juga otomatis tidak bisa saya selamatkan lagi. Sisanya ada yang saya jual dan saya kembalikan ke pemiliknya. Tory mengalami kecelakaan pada awal 2015, pada akhir 2015 saya sempat memakai gadget teman saya yaitu Galaxy Ace 3. Bisa dibayangkan betapa lamanya saya hiatus memakai smartphone dan berusaha bertahan dengan Nokia lama saya yang sudah saya pakai sejak SMP. Walaupun kadang ada saya pinjam gadget teman satu kosan untuk numpang update dikit.

Sejak awal Januari 2016 saya mulai mencari tambatan hati lagi. Bisa dibilang karena sejak akhir 2015 komunikasi lewat SMS sudah mulai susah. Memilihnya juga lumayan susah, dulu Samsung merajai pasar smartphone karena spesifikasi mumpuni dan harga terjangkau. Sekarang sudah banyak vendor-vendor yang bersaing.

Kenapa tidak memilih Samsung lagi ?

Bosan. Saya sudah pernah memakai Samsung 3 kali. Bayangkan, 3 kali. Sekalipun saya sudah familiar dengan proses oprek Samsung, tapi saya ingin menikmati sesuatu yang baru biar saya ada tantangan.

Kenapa pilih Xiaomi ?

Alasan pertama dan paling utama, MIUI. UI yang mereka buat benar-benar ciamik. Cantik, elegan, simple, dan flat yang dicampurkan dengan sedikit magis. Pokoknya benar-benar keren abis.

Kenapa 5,5 inci ?

Entahlah. Saya juga tidak tahu. Mungkin alasan karena ingin menantang diri saya sendiri untuk nyaman dengan gadget besar bisa jadi salah satu alasan kuat. Alasan lainnya adalah 4G/LTE, saya tahu LTE sudah tersedia di kota saya. Memilih gadget yang sudah mendukung LTE adalah sebuah persiapan untuk menyambut masa depan.

Selain itu ukuran tangan saya juga agak besar, mungkin bukan besar tepatnya tetapi dengan jari-jari yang kurus dan panjang. Jadi rasanya gadget ukuran 5,5 inci bisa fit dengan sempurna di tangan saya.

Hari pertama memakai Guci agak susah karena saya terbiasa mengetik di handphone kecil. Saya lebih sering menggunakan kedua tangan saya sekarang kalau harus mengetik pesan atau catatan kecil. Hanya masalah waktu sampai saya terbiasa.

Kebesaran ?

Banget. Menurut saya lebih mudah menggunakan gadget kecil, lebih mudah untuk mengetik hanya menggunakan 1 jari karena semua huruf di keyboard bisa dijangkau. Melakukan scroll juga lebih gampang. Dengan gadget kecil, cuma menggunakan 1 jempol saya menjangkau status bar, tombol navigasi, keyboard, dan tentu saja semua titik di layar bisa dicapai dengan mudah.

Menyesal ?

NO ! Justru saya senang akhirnya saya punya 1 target tambahan yang harus dicapai selama 2016, yaitu membiasakan diri menggunakan gadget besar :smile:


Sekian. Males panjang-panjang ntar membosankan.

Ciao~