Cover Image for Pendapat Saya Tentang Medium

Pendapat Saya Tentang Medium


Medium, walau populer, tapi saya tidak tertarik untuk memakai Medium karena beberapa alasan. Direction yang diambil oleh Medium lebih kearah sebagai sebuah tempat untuk publikasi, bukan tempat untuk para penulis untuk berbagi story.

Markdown

Editor di Medium memang sudah bagus. Tapi saya yang sudah terlanjur mencintai Markdown sangat menginginkan agar Medium memberi support untuk Markdown.

Salah satu kelebihan Markdown adalah fenced code block.

// ini javascript
var popMe = "Hallo";
console.log(popMe);
// ini scss
$base-font-size: 16px !default;
$base-border-radius: (0.3 * $base-font-size) !default;

button {
  border-radius: $base-border-radius;
  font-size: $base-font-size;
}
// ini css
:root {
  --font-size: 16px;
  --border-radius: calc(0.3 * var(--font-size));
}

button {
  border-radius: var(--border-radius);
  font-size: var(--font-size);
}

Custom Domain

Sampai saat ini belum ada support untuk custom domain di Medium. Katanya nanti akan fiturnya akan dikembalikan. Entah kapan. 
Karena alasan ini akhirnya pilihan pengguna hanya ada beberapa untuk branding dari nama domain. Pertama: menggunakan domain yang sudah diberikan, contoh: https://medium.com/@akhyarrh. Kedua, membuat publikasi lalu bisa mendapatkan alamat yang lebih bagusan dikit. misal: https://medium.com/free-code-camp. Keduanya menggunakan branding Medium juga sih ujung-ujungnya :laughing:

Info selengkapnya mengenai custom domain ada disini.

Backup Otomatis

Walau Medium sudah bilang bahwa semua konten itu dimiliki oleh pengguna, tapi sejauh ini mereke belum support untuk melakukan backup secara otomatis. Terlalu ribet kalau harus melakukan ekspor secara manual setiap selesai membuat story di Medium.

Conclusion

Sejak beberapa tahun belakangan, Medium nampaknya lebih berfokus menjadi sebuah “majalah online” daripada sebagai tempat untuk para penulis saling berbagi story. Dulu saya memperkirakan bahwa Medium akan populer karena bisa jadi tempat untuk tulisan yang sangat panjang, dimana Twitter tidak memberi ruang yang cukup, maka Medium bisa jadi alternatif.

Sekarang dengan adanya Medium paywall, hampir semua publikasi membuat story yang tidak lagi gratis.

Dengan adanya Web Monetization, semoga saja nanti kita bisa beralih dari model yang saat ini banyak dipergunakan, seperti iklan, yang sangat tidak menghormati privasi, atau paywall seperti yang digunakan Medium.

Post Lainnya

Pemasangan Ruby dan Jekyll

Seperti yang gue bilang di post sebelumnya, bahwa gue akan memberikan tutorial tentang cara install Ruby dan Jekyll. Sebelum kita melangkah ke perjalanan yang lebih jauh, tutorial gue lebih cocok sama yang menggunakan Linux, Ubuntu lebih tepatnya, atau Lubuntu lebih tepatnya lagi. Untuk pengguna Mac dan sejenisnya, mungkin kalian bisa menggunakan Homebrew tapi cara pemasangannya ga bisa gue jelasin karena gue ga punya Mac. Untuk pengguna Windows dan sejenisnya, ke Google aja ya.

Batas Memori Manusia

Beberapa hari yang lalu, gue sama temen-temen lagi ngumpul. Seperti biasa, basa-basi ga jelas. Lalu kemudian perbincangan menjadi sedikit serius setelah temen gue mengeluh mengenai kondisi penyimpanan atau memori hape dia mulai habis. Tapi topik kali ini bukan tentang memori hape, tapi pendapat gue tentang memori manusia yang kapasitasnya mungkin tidak akan berkurang. Bahkan mungkin bakalan terus bertambah sampai ke batas yang tidak diketahui.

Dear Blogger, Mari Tinggalkan Blogger

Yar, bantu setting blog aku dong. Aku pakai Blogger. Punya Google kan jadi pasti bagus layanannya.

Komentar

Komentar akan tampil setelah diterima.