Pindah ke Jekyll


Beberapa hari yang lalu gue setup blog pakai Grav. Awalnya lancar memang, tapi pada akhirnya ada 1 masalah. Custom domainnya agak sinting. Entah kenapa, mungkin karena memang nasib atau gue yang kurang beruntung. Saat itu gue host file blog di OpenShift. Pada akhirnya gue sekarang pindah (lagi) ke platform baru, yaitu Jekyll.

Ribet banget pada awalnya, karena platform gue yang sebelumnya (Grav) berbasiskan php, sedangkan Jekyll yang sekarang gue pakai pada dasarnya bukan CMS, tapi lebih tepatnya static site generator. Beberapa situs yang menggunakan Jekyll bisa di cek di websitenya ya. Lumayan banyak, jadi ga mungkin semuanya gue colokin ke post ini. Beberapa yang gue ingat adalah situsnya Bootstrap, Font Awesome, dan masih banyak yang lainnya.

Enaknya pakai Jekyll, kita bisa host di Github tanpa dipungut biaya alias gratis. Gue ga tau kalo mereka juga memungut PPN 10%, tapi yang jelas gue bisa posting dengan 3 command paling simple tapi powerpoll

$ git add --all
$ git commit -m "posted 'Pindah ke Jekyll'"
$ git push

Gampang kan ? Gue berharap semoga aja perubahan ini yang terakhir dan gue harap hal ini ga menyusahkan kalian yang membaca tulisan gue, kalo ada sih. Domain walutisme.com tetap akan di set sebagai default. Namanya juga perubahan dan belajar, jadi berantakan itu wajar. Tampilan kemungkinan besar bakal tetap seperti ini. Mungkin akan gue extend nanti.

Sekian dulu lah. Gue mau jalan dulu. Ngopi lebih tepatnya.

Ciao

Post Lainnya

Say Hello to jekyll-boilerplate

Beberapa minggu yang lalu saya membaca ulang dokumentasi Jekyll. Mulai dari bagian ‘Welcome’ sampai habis. Sebuah pertanyaan muncul di kepala saya. Bagaimana kalau pengguna yang awam, yang belum memahami banyak tentang Jekyll, mencoba untuk memakai layanan seperti Prose atau markdown-writer (sebuah package untuk Atom) ?

Dengan Duit 140M Saya akan…

… bermalas-malasan selama 10 tahun mungkin. Jujur aja, 140M itu buaaanyak banget OMG my baby hunny. Untuk lebih detil, mari berhitung.

Blogging Era Modern

Jadi beberapa hari yang lalu (atau kemaren ?), ada tweet berupa link. Tweet itu memiliki hashtag #30DaysWritingChallenge. Kaget juga ternyata kalau bisa seproduktif itu dalam hal membuat tulisan apapun setiap hari selama 30 hari.

Komentar

Komentar akan tampil setelah diterima.